Pemerintah Provinsi NTT telah menggelar rapat persiapan dan pembasan konsep penyelenggaraan HUT NTT yang ke-66 tahun dengan pecahkan rekor MURI.
![]() |
Busana daerah NTT. |
SIANAKAREN.COM -- Pemerintah Provinsi NTT telah menggelar rapat persiapan dan pembasan konsep penyelenggaraan HUT NTT yang ke-66 tahun bersama seluruh panitia pelaksanaan dimana semua OPD dan dinas instansi terkait menjadi panitia HUT NTT.
Rapat ini dipimpin oleh Asisten II Setda NTT, Flori Rita Wuisan, di Ruang Rapat Asisten Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Kamis (5/12/2024).
Provinsi NTT didirikan pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958. Namun, pemerintahan NTT baru mulai berjalan pada 20 Desember 1961.
Sebelum menjadi NTT, provinsi ini bernama Provinsi Sunda Kecil. Dalam UU Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi Sunda Kecil dipecah menjadi tiga provinsi, yaitu NTT, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.
Memperingati HUT ke-66 tahun 2024, Pemprov NTT akan menyelenggarakan tiga agenda utama, yaitu upacara, Parade Tenun NTT, dan syukuran HUT.
Kegiatan ini akan berlangsung pada Desember 2024 dan diharapkan menjadi momen istimewa yang menggugah rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal.
Asisten II Setda NTT, Flori Rita Wuisan, dalam rapat koordinasi bersama dinas dan OPD mengungkapkan bahwa Parade Tenun NTT bertujuan mempromosikan warisan budaya daerah melalui karya tenun.
“Parade ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi nenek moyang kita. Tenun NTT memiliki nilai yang unik dan berharga, sehingga penting untuk kita eksplorasi, publikasikan, dan pasarkan,” ujar Flori.
Ia menjelaskan, Parade Tenun akan melibatkan sekitar 27.000 peserta, terdiri dari 5.700 peserta yang hadir langsung di Kota Kupang dan 21.000 peserta dari kabupaten secara online.
Peserta akan mengenakan pakaian adat atau pakaian bermotif tenun yang dimodifikasi.
“Ini akan menjadi sejarah baru bagi NTT karena kami berencana mencatatkan kegiatan ini dalam Rekor MURI,” tambah Flori.
Selain parade, momentum HUT juga dimanfaatkan untuk penanganan stunting melalui program “Orang Tua Asuh Stunting” yang melibatkan perangkat daerah.
Bantuan untuk 1.000 anak stunting akan diberikan secara simbolis pada 20 Desember 2024, dengan pembagian tanggung jawab antara pemerintah provinsi dan kota.
“Kami ingin memperlihatkan bahwa kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, akademisi, swasta, maupun masyarakat, sangat penting untuk mengatasi masalah seperti stunting, kemiskinan, dan kemiskinan ekstrem di NTT,” ungkap Flori.*
COMMENTS